Postingan

Dalihan Na Tolu dan Budaya Kerja

Dalihan Na Tolu merupakan identitas etnis Batak. Dalam buku “Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba” ditulis J.C Vergouwen menyebutkan, Dalihan Na Tolu adalah unsur kekerabatan warga masyarakat Batak. Maka setiap sub-etnis Batak memiliki garis penghubung satu sama lain.Dalihan Na Tolu dari sisi bahasa berarti tungku yang berkaki tiga, saling menyokong. Tanpa ada yang lebih tinggi. Dalihan Na Tolu dalam status dan peranan seseorang berbeda nama sama, memang agak paradoks. Adalah; Hulahula disebut pihak istri atau ibu. Dongan Sabutuha berarti semarga atau selevel. Dan, pihak Boru adalah pihak yang menerima anak perempuan hulahula. Terangkum somba marhulahula, elek marboru, manat mardongan tubu. Masing-masing saling menghormati: pihak hulahula, mawas terhadap saudara semarga dan membujuk rayu, melindungi, mengayomi (boru) putri. Sistim sosial ini menjadi filosofi, dan terlihat dalam upacara adat. Setiap unsur memiliki hak dan kewajiban yang berbeda, namun pada prinsipnya sama. S

Pomparan Siraja Hutagalung

Siraja Hutagalung Dohot Pinomparna             Siraja Hutagalung merupakan anak ketiga dari pada keturunan Guru Mangaloksa. Guru Mangaloksa sendiri merupakan keturunan dari pada Raja Hasibuan, Guru Mangaloksa menikahi boru Pasaribu yang berdiam di Rura Silindung . Raja Hutagalung memiliki dua orang abang yakni Raja Nabarat sekarang lebih dikenal dengan Hutabarat dan yang kedua adalah Panggabean. Adik dari pada Raja Hutagalung adalah Raja Hutatoruan . Oleh karena itu pinompar Guru M ang alok sa ada empat , maka karena inilah Raja Hutagalung sebagai pomparan si opat Pisoran . Po maparana Si Opat P i soran yakni sebagai berikut : Raja Nabar at Raja Panggabean Simorangkir Raja Hutagalung Raja Hutatoruan Lumban tobin g Huta pea               Bo na Pasogit marga Hutagalung berada di Desa Siraja Hutagalung, Kec. Siatas B a rita Kab. Tapanuli Utara, Mar ga Hutagalung juga merant au ke daerah Lobu Singkam Tapanuli Utara , K o ta Sibolga, Kab . Tapanuli T e ngah

GURU TATEA BULAN

Gambar
            Pusuk Buhit, adalah gunung yang awalnya bernama Gunung Toba memiliki ketinggian 1.500 meter lebih dari permukaan laut dan 1.077 meter dari permukaan Danau Toba. Ada tiga kecamatan yang berada langsung di bawah gunung tersebut yakni Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kecamatan Pangururan, dan kecamatan Harian Boho. Di Pusuk Buhitlah di sebagai tempat turunnya Si Raja Batak yang pertama, diutus oleh Mulajadi Nabolon (Menurut kepercayaan orang Batak yakni sebagai Tuhan Yang Maha Esa sebelum Ke-Kristenan/Agama datang ke Tanah Batak) untuk mengusai tanah Batak. Di sanalah Raja Batak memulai kehidupannya dan dari sanalah menurut budaya orang batak berketurunan hingga keseluruh dunia. Dalam silsilahnya, orang Batak mempercayai bahwa Raja Batak memiliki dua orang anak sebagai pembawa keturunan atau marga dan menjaga martabat keluarga. Kedua putra Raja Batak itu bernama Guru Tatea Bulan dan Raja Isombaon. Selanjutnya Guru Tatea Bulan memiliki lima orang putra dan lima orang putri. K

Pomparan Raja Nai Ambaton ( PARNA )

83 Nama Marga / Keturunan Pomparan Raja Naiambaton. ( PARNA ). yang mempunyai banyak sekali pinompar dan tetap masih menjaga agar semua Pomparan Raja Naiambaton tidak saling menikah karena PARNA masih menjaga kerukunan antara PARNA dalam partuturan dan sampai saat ini PARNA masih membuat suatu organisasi agar kiranya marga parna saling menjaga keharmonisan antar PARNA. Bancin Banuarea/Banurea Berampu/Brampu Barasa/Brasa Baringin/Bringin Beruh (Kutacane) Biru Boangmanalu Capah Dajawak Dalimunthe Damunthe Dasalak Gajah Ginting Beras Ginting Bukit Ginting Capa Ginting Garamata Ginting AjarTambun  Ginting Baho  Ginting Guru Patih Ginting Jadi Bata  Ginting Jawak  Ginting Manik  Ginting Munthe  Ginting Pase Ginting Sugihen  Ginting Sinisuka  Ginting Tumangger Garingging  Haro  Hubu  Hobun  Kombih (Singkil)  Maharaja  Manihuruk  Manik Kacupak  Munthe  Nadeak  Nahampun/Anak Ampun  Napitu  Pinayungan/Pinayungen

Horas

Horas Horas H : Holong Masihaholonhan = Kasih Mengasihi O : On Do Sada Dalan Nadumenggan = Inilah Jalan Yang Terbaik R :  Rap Tu Dolok Rap Tu Toruan = Saling Membantu A : Asa Taruli Pasu-Pasu  = Supaya  Kita Diberkati S : Saleleng Di Hangoluan = Selama Kita Hidup       Horas ima sada hata na sering di hataon di paradatan manang di partikkian ari-ari molo hataon sude do ra mamboto adong na mandokkon hata pasu-pasu adong, molo Horas ima hita halak batak ikkon marsihaholongan ima sada dalan naumdenggan  jala hita ikkon do rap hita tu dolok tu toruan asa taruli pasu-pasu hita saleleng ni ngoluta. Mauliate       Horas ialah satu kata dalam bahasa batak yang sering dingunakan dalam acara adat maupun kehidupan sehari-hari, kalau kata ini semua orang mungkin, ada orang yang mengakatakan kata ini sebagai kata berkat, kalau Horas ialah orang batak harus saling mengasihi ialah salah satu jalan yang terbaik kita juga harus saling membantu biar mendapatkan berkat yang melimpah

Parpadanan Raja Marbun dohot Raja Sipoholon

Di tingki harajaon ni Sisingamangaraja XI (R.O.Sohahuaon) di Bakkara, masa do hagunturon/ porang di Rura Silindung. Marporang do pomparan ni ompunta Toga Sipoholon dohot pomparan ni ompunta Guru Mangaloksa (Siopat Pusoran). Ala torop ni Siopat Pusoran, godangma tartaban huta di daerah ni Sipoholon. Terjadi ma pengungsian besar-besaran, ala nungga tung paet panghorhon ni porang i. Tung mansai torop do mangungsi angka ina, dakdanak dohot angka natua-tua na so boi dohot marporang. Borhat ma tu Hutaraja tu huta ni haha ni partubu nasida Toga Sipoholon. Dibagasan hangaluton pangungsian on terjadi ma godang parungkilon di tonga-tonga ni keluarga Sibagariang maradophon keluarga-keluarga ni Hutauruk, Simanungkalit dohot Situmeang.   Alana panjaloon (penyambutan) tu angka pengungsi na ro dang apala adong perhatian manang pangurupion. (I ma mangihuthon boa-boa ni na tolu marga, alai mangihuthon pandok ni Sibagariang denggan do panjaloan nasida). Ala naung tu sobuna do

Tor - Tor Batak dan Sejarahnya ... Batak of Good

Gambar
            Menurut sejarah, awalnya tari tortor dilakukan saat acara ritual yang berhubungan dengan roh leluhur orang batak. Roh tersebut dipanggil dan “masuk” ke patung-patung batu (merupakan simbol dari leluhur), lalu patung tersebut bergerak seperti menari. Banyak jenis tortor yang digunakan etnis batak dalam setiap acara yang dilakukan. Ada yang dinamakan tortor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar dimana terlebih dahulu tempat dan lokasi pesta dibersihkan sebelum pesta dimulai agar jauh dari mara bahaya dengan menggunakan jeruk purut. Ada juga tortor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi disebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung). Kemudian ada tortor Tunggal Panaluan yang biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah, maka tunggal panaluan